Metode Pelaksanaan Soil Nailing
Tol Interchange Rancakalong Sta 0+000 s.d Sta 1+975
Rancakalong Kab Sumedang
1.1 Abstrak
Dalam Dekade terakhir, penggunaan metode soil nailing telah meningkat secara signifikan sebagai metode untuk membangun struktur dinding penahan tanah dalam aplikasi top down construction. Dalam kondisi tanah tertentu metode soil nailing memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode dinding penahan tanah yang lainnya terutama untuk pekerjaan penggalian / pemotongan lahan terbuka pada aplikasi jalan raya.
Pada Pembangunan akses Tol Interchange Rancakalong sta 0+000 s.d sta 1+975 Rancakalong Kabupaten Sumedang, pemotongan Lahan Terutama pada Sta 1+425 s.d Sta 1+975 kedalaman pemotongan / galian lereng pada sisi kanan dan sisi kiri cukup dalam sehingga pada area tersebut dilakukan perkuatan struktur dinding penahan tanah dilakukan dengan metode Soil Nailing Permanen.
1.2 Pemilihan Metode soil Nailing
Soil Nailing adalah teknik untuk stabilitas lereng dinding penahan tanah yang paling ekonomis dengan proses pengerjaan dengan mebuat angkur nail yang dibor ke dalam tanah arah horizontal dengan sudut tertentu sesuai design program Snail dengan menginput Parameter tanah di lokasi yang akan dikerjakan, proses pengerjaan soil nailing ini tanah dibor kemudian digrouting dengan system pengerjaan per layer dari atas ke bawah (Top Down Construction Method)
Pelaksaan soil nailing cukup menggunakan peralatan portable yang mudah dipindah dan diubah sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan yang disesuaikan dengan sudut kemiringan dinding tanah
1.3 Spesifikasi Soil Nailing
Sesuai data dan design yang diberikan untuk Lokasi Galian dan yang perlu dibuatkan dinding penahan tanah Permanen dengan metode soil nailing adalah pada :
• Lokasi : STA 1+425 s.d STA 1+975 (sisi Kanan - Kiri)
• Dia Lubang Nail : 10 cm Panjang 12m
• Spec Tulangan : Besi Ulir Deform D 25 Panjang 12m
• Jarak antar Nail : 1.5 meter arah Vertikal dan arah Horizontal
• Spek Shotcrete : Tebal 7 cm, Single Wiremesh M5 (50 x 50)
• Volume titik Nailing : 3300 titik
• Volume Shotcrete : 8600 m2
• Data Tanah/Boring Log : -
1.4 Metode Pelaksanaan Lapangan
Tahapan umum Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut
1.4.1 Pemboran
Pemboran dilaksanakan dengan sudut 15° dari arah horizontal dengan system “wash Boring”, kedalaman bor sampai dengan 12mter dengan diameter 10cm atau sesuai yang telah ditentukan konsultan perencana. Posisi masing-masing nailing sesuai dengan yang telah ditentukan pada gambar rencana yaitu jarak 1.5 meter arah horizontal dan vertical.
1.4.2 Flushing
Setelah pemboran selesai, lubang bor dicuci sehingga diharapkan semua lumpur sisa pengeboran keluar dari lubang bor. Pencucian dilaksanakan dengan memompakan air ke dalam lubang bor melalui tremie berupa pipa PVC ∅ ¾ “ atau 1”.
1.4.3 Pemasukan Deform Bar
Setelah Lubang Bor bersih dari lumpur, Deform Bar D.25 grade 40 dimasukkan ke dalam lubang bor. Untuk menjamin posisi deform bar pada tengah-tengah lubang, pada beberapa tempat sepanjang deform bar dibuatkan dan dipasang centralizer, centralizer ini dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan pembuatan / fabrikasi drat pada ujung luar Nail
1.4.4 Grouting
Grouting dilaksanakan dengan campuran air semen yang menghasilkan compressive strength / mutu mortar k225. Karena bahan grouting adalah campuran air dan semen, maka susut tidak bisa dihindari, oleh sebab itu pengulangan grouting (pengisian air semen) kembali ke dalam lubang bor hingga penuh.
1.4.5 Shotcrete
Pekerjaan shotcrete dilksanakan sesudah beberapa nailing selesai digrouting. Pembesian dinding ini berupa 1 layer wiremesh M5 (50x50). Shotcret berupa campuran air +semen+ Screening + abu batu, adapun mutu yang disyaratkan untuk material shotcrete ini adalah K175 dengan ketebalan 7cm.
1.4.6 Finishing
Tahapan terakhir setelah pelaksanaan shotcrete dilaksanakan adalah pemasangan plat penguat ukuran 150 x 150 x 10mm serta pengencangan baut pada ujung deform bar.
Gb 1. Metode konstruksi urutan pelaksanaan Soil Nailing
Gb 2. Detail Soil Nailing
1.5 Batasan Pelaksanaan
Batasan pelaksanaan Nailing pada pekrjaan ini adalah :
• Setiap tahapan penggalian pada setiap row, hendaknya dilakukan setelah row di atasnya berumur minimal 2 hari
• Panjang galian terbuka hendaknya tidak lebih dari 20m memanjang arah tepi galian, terutama pada galian tahap akhir atau dalam.
• Tahapan pekerjaan pada item 2 dapat dirubah urutannya sesuai dengan kondisi lapangan.
• Menghindari adanya galian terbuka lebih dari 2 x 24 jam, terutama pada waktu hujan. Bila hal tersebut tidak dapat dihindari maka bagian dinding yang terbuka harus ditutup terpal.
•
1.6 Hal-Hal khusus dalam pelaksanaan
Bila karena kondisi lapangan pelaksanaan nailing tidak dapat dilaksanakan sesuai perencanaan (karena adanya saluran, water tank, pondasi, kabel listrik, saluran pipa PDAM dsb), maka modifikasi sebagaiberikut diperbolehkan untuk dilaksanakan :
• Mengubah sudut sudut Nailing ± 5°
• Mengurangi Panjang Nailing khusus untuk lokasi tersebut
• Merubah jarak vertical atau horizontal antar nail khusus pada area tersebut
• Apabila baik pemendekan nailing atau pergeseran posisi titik nailing cukup besar maka kondisi lapangan akan dihitung kembali untuk mengetahui Safety Factor untuk kondisi tersebut. Bila diperlukan maka nailing akan ditambah pada row berikutnya atau disebelahnya (lebih rapat) untuk menambah kekuatan.
1.7 Uji Tarik (Pull Out Test) pada Soil Nailing
1.7.1 Maksud dan Tujuan
Pengujian Pull Out Test dimaksudkan untuk mengetahui reaksi nail terhadap beban tarik.
Dengan pengujian ini akan diperoleh kapasitas beban tarik yang sebenarnya dari nail.
1.7.2 Referensi
Pengujian akan dilaksanakan mengikuti Standard ”Cloutere Recommendation” dan Soil Nailing Field Inspection Manual FHWA dengan beberapa aplikasi dalam hal peralatan dan system pengujiannya, tetapi prinsip-prinsipnya tidak berubah.
1.7.3 Peralatan yang digunakan
1. Beban : Sistem reaksi dengan menggunakan 1 (satu)
buah nail yang sudah ada
2. Reference Beam : Pabrikasi
3. Hydraulic Pulling Jack : 1 (satu) unit Enerpac Model RCH 606 Kap-
60 Tons
4. Dial Penetration Gauge : 2 (dua)Unit Mitutoyo, dia 2” kap 50mm,
skala 0.01mm
5. Pressure Gauge : 1 (satu) Unit Enerpac RCH 0.5Tons
6. Dial Footing : 2 (dua) Unit Magnetic Base Teclok Type MB-
B
7. Connector : Available Cylindrical steel
8. Timer : Stopwatch
1.7.4 Prosedure Pengujian
A. Preparasi
a. Setting struktur pengujian skema dalam gambar 3
b. Pastikan semua system hydraulic dan deflection monitoring bekerja dengan baik
c. Posisikan base plate beam sedemikian rupa sehingga tegak lurus sempurna dengan besi nail yang akan diuji
d. Posisikan Pulling jack sedemikian rupa sehingga besi nail tepat berada ditengahnya.
e. Posisikan hydraulic Jack sedemikian rupa sehingga dalam satu garis gaya dengan nail teruji, pasang double plate dan kunci dengan dua buah baut.
f. Pasang dial indicator pada ujung nail untuk monitoring “Nail Displacement”
g. Dial di atas direferensikan pada “Reference Beam” yang diikatkan pada 2 (dua ) Nail di kiri dan Kanan nail teruji dimana kedua nail tersebut harus bebas dari pengaruh displacement akibat pembebanan.
h. Bebaskan areal Uji dari kegiatan yang menimbulkan getaran, pergerakan angin, hujan dan sebagainya agar tidak menggangu proses pengujian
B. Prosedur
a. Nail yang diuji harus ada “Unbonded” Length pada ujung luar Nail
b. Estimasi Pull Out Failure TL = 5 Ton
c. Pengujian dilakukan dengan melakukan pembebanan secara bertahap yaitu masing-masing 1,2,3,4 sampai 9 atau 10 ton.
d. Masing-masing pembebanan dijaga atau ditahan pada beban tertentu, sementara dial displacement dibaca pada unit menit ke 1,2,3,4,5 dan 10 menit. Bila selisih displacement antara bacaan 1 menit dan 10 menit > 1mm, maka beban harus ditahan terus sampai menit ke – 60 dengan dibarengi pembacaan dial displacement setiap 10 menit.
e. Lanjutkan pengujian untuk beban selanjutnya dengan prosedur yang sama untuk setiap penambahan beban.
f. Pull Out dianggap tercapai bila displacement yang terjadi pada beban test saat itu adalah 2mm pada menit ke 60 atau pada puncak beban.
1.7.5 Hasil Pull Out Test
Dari hasil Pull Out Test akan didapat :
a. Kurva lengkung beban Vs Displacement
b. Max Pull Out Force
c. Displacement total masa pada Tl dmax Grafik beban terhadap penurunan dapat dilihat.
1.8 Daftar Alat
1. Rotary Drilling Machine D1 12 Unit
2. Shotcrete Machine 1 Unit
3. Air Compressor Airman 750s 1 Unit
4. Grout Pump Koken MG25 1 Unit
5. Cement mixer 1m3 2 Unit
6. Cement Agitator 1m3 2 Unit
7. Drilling Pump Sc120 2 Unit
8. Mesin Bubut 1 Unit
9. Mesin Las 1 Unit
10. Gerinda Potong 1 Unit
11. Drill Bit 4” 12 Pcs
12. Drill Rod AW x 3m 60 Pcs
13. Tool Kit & Accesories 1 Set
14. Guiden Line 1 Set
15. Tripod 12 Unit
Entri Populer
-
Metode Pelaksanaan Soil Nailing Tol Interchange Rancakalong Sta 0+000 s.d Sta 1+975 Rancakalong Kab Sumedang 1.1 Abstrak Dalam Dekade terak...